Article Detail
Sekolah Ramah Anak
Sekolah Ramah Anak (SRA)
Sekolah Ramah Anak (SRA)
bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan menyenangkan bagi
anak sekolah. Penerapan SRA ini tidak hanya mengandalkan peran dari pihak guru
dan sekolah saja, melainkan juga dari siswa, orang tua, serta masyarakat.
Pengertian sekolah ramah anak Berdasarkan Panduan Sekolah Ramah Anak (2015)
yang dibuat oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
definisi konsep sekolah ramah anak adalah bentuk pendidikan formal, nonformal,
serta informal. Di mana sekolah memiliki sifat aman, bersih, peduli, dan
berbudaya lingkungan hidup, demi menjamin, memenuhi, serta melindungi hak anak
serta perlindungan anak sekolah dari segala bentuk diskriminasi dan kekerasan
di bidang pendidikan. Selain melindungi, menjamin, serta memenuhi hak anak,
sekolah ramah anak juga turut mendukung partisipasi anak, khususnya dalam hal
perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan, serta mekanisme pengaduan
yang berkaitan dengan pemenuhan hak dan perlindungannya di sekolah dan dunia pendidikan.
Ciri-ciri sekolah ramah anak Menurut Ratnasari
Diah Utami, dkk, dalam jurnal Implementasi Penerapan Sekolah Ramah Anak pada
Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Dasar (2017), sekolah ramah anak memiliki
lima ciri, yaitu: Adanya perlakukan adil bagi murid laki-laki dan perempuan
Dikutip dari jurnal Identifikasi Model Sekolah Ramah Anak (SRA) Jenjang Satuan
Pendidikan Anak Usia Dini Se-Kecamatan Semarang Selatan (2011) karya Kristanto
dan kawan-kawan, tenaga kependidikan harus memberikan perlakuan yang adil
kepada murid laki-laki dan perempuan. Perlakuan adil ini artinya memberi kasih
sayang, perhatian, dan pembelajaran yang setara, tanpa membedakan agama,
kondisi ekonomi, kondisi fisik, dan budaya dari anak tersebut. Tidak hanya itu,
seluruh tenaga kependidikan juga harus menghormati hak anak dan juga
melindunginya. Proses pembelajaran yang baik sehingga anak merasa nyaman
Suasana pembelajaran harus dibuat sebaik mungkin supaya anak merasa nyaman,
aman, lebih aktif dan kreatif, serta lebih percaya diri. Agar bisa tercapai,
hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif dan
variatif. Contohnya aktivitas pembelajaran di luar ruangan, guru menggunakan
alat bantu supaya pembelajaran lebih menarik, menggunakan lingkungan sekitar
sekolah untuk aktivitas pembelajaran, menggunakan permainan untuk menarik minat
anak, dan lain sebagainya. Proses pembelajaran didukung media ajar Kegiatan
belajar mengajar bisa dilakukan lewat berbagai media ajar, seperti buku, alat
bantu atau peraga, dan lain-lain. Tujuannya supaya membantu daya serap siswa
dan membuat mereka lebih menarik dalam mengikuti aktivitas pembelajaran. Baca
juga: Contoh Kegiatan Sekolah yang Membutuhkan Gotong Royong Adanya
keterlibatan murid Tidak hanya guru, murid juga harus terlibat dalam aktivitas
pembelajaran. Artinya siswa harus didorong untuk mau mengembangkan kompetensi
mereka. Misalnya dengan melakukan pembelajaran praktik, learning by doing, dan
lain sebagainya. Keterlibatan murid dalam penciptaan lingkungan sekolah Agar
siswa merasa nyaman dan aman di lingkungan sekolah, mereka juga harus
dilibatkan dalam aktivitas penyusunan dan penciptaan lingkungan sekolah
senyaman mungkin. Misalnya dalam kelas, siswa diajak menyusun bangku dan
menghias kelas sesuai yang mereka mau. Selain lima ciri di atas, Sekolah Ramah
Anak (SRA) juga memiliki empat ciri lainnya, yaitu anak tidak pernah mendapat
perlakuan tidak mengenakkan, tidak ada tindakan kekerasan, tata tertib sekolah
transparan dan adil, serta anak merasa nyaman dan aman ketika berada di
sekolah. Prinsip sekolah ramah anak Dalam pembentukan dan pengembangan Sekolah
Ramah Anak (SRA), ada lima prinsip penting yang harus dijalankan, yakni:
Nondiskriminasi Artinya anak dijamin bisa menikmati hak anak untuk pendidikan
tanpa tindakan diskriminasi, didasarkan pada disabilitas, gender, suku bangsa,
agama, serta latar belakang orang tua. Kepentingan yang terbaik untuk anak
Artinya anak selalu menjadi bahan pertimbangan utama dalam pengambilan
keputusan serta tindakan oleh pihak pengeola dan penyelenggara pendidikan. Baca
juga: Contoh Sikap Tanggung Jawab Siswa di Sekolah Hidup, kelangsungan hidup,
dan perkembangan Artinya lingkungan pendidikan harus menjamin pengembangan
holistis serta menghormati martabat anak. Penghormatan terhadap pandangan anak
Artinya hak anak dalam bidang pendidikan, khususnya sekolah, haruslah dihormati.
Selain itu, hak anak untuk mengekspresikan pandangannya juga harus dihormati.
Pengelolaan yang baik Artinya lingkungan pendidikan harus menjamin adanya
transparansi, akuntabilitas, partisipasi, keterbukaan informasi, serta
supremasi hukum.
Standar sekolah ramah anak Tiap sekolah hendaknya
mencipatakan Sekolah Ramah Anak (SRA) sesuai standar yang telah ditetapkan.
Berikut beberapa standarnya: Tiap anak bisa mendapat haknya tanpa perlakukan
diskriminasi Tiap anak bebas mengeluarkan pendapat, ide, gagasan, dan penemuan
di berbagai bidang Metode pembelajarannya harus dibuat senyaman dan sebaik
mungkin demi mendukung karakter siswa Lingkungan sekolah yang bersih, aman, dan
nyaman Adanya transparasi, akuntabilitas, keterbukaan informasi serta penegakan
hukum yang jelas Adanya kerja sama antara tenaga kependidikan dengan murid dan
orang tua Sekolah harus bisa membuat program kerja yang sifatnya mendukung
pengembangan karakter siswa ke arah yang lebih baik Hendaknya pengambilan
keputusan dan tindakan oleh tenaga kependidikan dilakukan dengan
mempertimbangkan siswa, dan menjamin agar hak siswa tetap dilindungi
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sekolah Ramah Anak:
Pengertian, Ciri-Ciri, Prinsip, dan Standarnya", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/28/143816269/sekolah-ramah-anak-pengertian-ciri-ciri-prinsip-dan-standarnya?page=all.
-
there are no comments yet