Article Detail

WOW, PEMBUATAN ECO ENYZME SEBESAR 2.974 LITER SECARA SERENTAK!

Eco enzyme adalah cairan alami hasil dari fermentasi sampah organik seperti, gula atau molase, sisa buah atau sayuran, dan air  yang memiliki banyak kegunaan.

Lalu, mengapa kita perlu membuat eco enzyme? Pada dasarnya, 70% sampah yang terbuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah sampah organik. Sampah organik yang ada di TPA, menimbulkan bau yang tidak sedap bagi lingkungan sekitarnya. Pembusukan sampah organik, biasanya akan menghasilkan gas metana. Gas inilah yang bisa memicu terjadinya ledakan. Seperti tragedi ledakan yang terjadi di TPA Leuwigajah Bandung pada 2005 yang menghilangkan sekitar 157 nyawa, 2 desa, 137 rumah, dan sekitar 8,4 hektare lahan pertanian. Dengan membuat eco enzyme, berarti kita sudah berhasil mengolah sebagian besar dari sampah yang dimiliki sehingga mengurangi beban TPA.

Eco enzyme sangat mudah untuk dibuat. Yuk, simak!

Alat dan Bahan:
1. Sampah organik seperti: Sisa buah dan sayur sebelum dimasak, gula aren,molase cair dan air
2. Siapkan alat berupa wadah seperti galon bekas

Langkah Membuat:
1. Siapkan wadah plastik kedap udara. Jangan gunakan wadah kaca atau logam yang tidak memungkinkan terjadinya pemuaian, karena proses fermentasi eco enzyme akan menghasilkan gas.
2. Larutkan gula dalam air, kemudian tambahkan sampah dapur. Gunakan hanya ampas buah dan sayuran. Hindari makanan yang dimasak berminyak, sisa ikan atau daging. Untuk membuat eco enzim yang berbau segar, tambahkan kulit jeruk, lemon, atau daun pandan.
3. Sisakan ruang udara untuk fermentasi.

Selama bulan pertama, gas akan dilepaskan selama proses fermentasi, lepaskan tekanan yang terbentuk di dalam wadah agar tidak pecah.
Dorong ampas yang mengambang ke bawah sesekali.
Tempatkan di tempat yang sejuk, kering, dan berventilasi baik. Hindari sinar matahari langsung. Biarkan berfermentasi setidaknya selama 3 bulan sebelum digunakan. Saring dan siap digunakan.

Setelah 3 bulan, keluarkan airnya dan sisakan endapannya saja. Endapan dapat dikeringkan untuk dijadikan pupuk atau dibiarkan untuk fermentasi berikutnya.
Warna ideal dari eco enzyme adalah coklat tua. Jika warnanya berubah menjadi hitam, tambahkan gula merah dalam jumlah yang sama untuk memfermentasikannya kembali.
Abaikan saja jika terdapat lapisan putih pada eco enzyme. Jika menemukan cacing di dalam wadah, biarkan selama beberapa saat, dan tutup dengan rapat.
Jika belum mengumpulkan cukup banyak sampah dapur, dapat mengisi wadah secara bertahap. Periode fermentasi 3 bulan, dimulai dari hari terakhir menambahkan sampah dapur.

Semakin lama waktu yang dibutuhkan, semakin baik pula hasil yang akan didapatkan. Sebaiknya tidak menyimpan eco enzyme di dalam kulkas. Jika setiap rumah tangga memanfaatkan sampah mereka untuk menghasilkan eco enzyme yang ramah lingkungan, hal ini dapat menghentikan sampah dapur mencemari tanah dan mengurangi pemanasan global.


Semoga bermanfaat!

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment