Article Detail

Meriahkan Imlek 2025

Suasana semarak terasa sejak pagi hari, saat para siswa, guru-karyawan SD Santo Yosef Tarakanita Surabaya masuk ke halaman sekolah dengan pakaian nuansa merah atau cheongsam bagi siswa dan changshan bagi siswa.   Pada Selasa, 4 Februari 2025, para siswa dan guru-karyawan ambil bagian dalam memeriahkan perayaan Tahun Baru Cina ke-2576 dalam kegiatan yang tidak hanya menghibur namun juga mengenalkan budaya Tionghoa kepada seluruh warga SD Santo Yosef Tarakanita Surabaya.

Imlek, atau Tahun Baru China, merupakan perayaan yang sangat penting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Perayaan ini biasanya berlangsung selama 15 hari dan diakhiri dengan Festival Lampion. Bagi masyarakat Tionghoa, Imlek bukan hanya sebuah perayaan tahun baru, tetapi juga merupakan waktu untuk merayakan kebersamaan keluarga, menghormati leluhur, serta berharap akan datangnya keberuntungan dan kemakmuran di tahun yang baru. Perayaan Imlek sudah menjadi bagian dari kebudayaan yang turut dirayakan oleh berbagai kalangan, tidak hanya oleh masyarakat Tionghoa, tetapi juga oleh masyarakat umum. Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama dan antar budaya, perayaan Imlek kini juga sering menjadi ajang untuk memperkenalkan serta merayakan keberagaman budaya yang ada di Indonesia.

Acara dimulai dengan pembukaan yang dipimpin oleh Bapak Antonius Gunarto selaku kepala SD Santo Yosef, diikuti dengan pertunjukan Barongsai, yang dipersembahkan oleh kelompok Barongsai Dharma Bhakti Sidoarjo, sebuah seni pertunjukan tradisional yang berasal dari Tiongkok, yang sering kali dipertunjukkan dalam perayaan-perayaan tertentu, seperti Tahun Baru Imlek. Dalam pertunjukan ini, dua orang berperan sebagai penari yang menggerakkan kostum berbentuk singa atau naga (barongsai) dengan gerakan yang dinamis dan penuh semangat. Barongsai dipercaya dapat mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan serta kebahagiaan.

Kostum barongsai terbuat dari bahan-bahan ringan dan berwarna cerah, biasanya merah, emas, dan warna-warna cerah lainnya. Penari barongsai akan bergerak mengikuti musik khas yang dimainkan dengan alat-alat musik seperti gong, tambur, dan cymbal. Selain itu, terkadang ada unsur akrobatik atau tarian yang melibatkan elemen pencak silat. Pertunjukan Barongsai ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang mengesankan bagi siswa-siswi, sekaligus memperkaya pengetahuan mereka tentang kekayaan budaya yang ada di Indonesia dan dunia.

Selain itu, para siswa juga turut berpartisipasi memberikan angpao dalam amplop merah ke mulut barongsai. Angpao yang diberikan kepada barongsai diharapkan membawa berkah dan keberuntungan kepada orang yang memberikannya. Warna merah pada amplop melambangkan kebahagiaan, kemakmuran, dan keberuntungan. Selain itu, pemberian angpao ini adalah cara untuk menghormati tradisi dan menunjukkan rasa syukur atas tahun yang baru yang penuh harapan, serta sebagai ungkapan terima kasih atas pertunjukan barongsai yang telah membawa keceriaan.

Bapak Antonius Gunarto memberikan respon positif kegiatan hari ini, "Kami sangat bahagia dapat merayakan Imlek di SD Santo Yosef bersama seluruh siswa dan guru. Ini adalah momen yang luar biasa untuk mengenalkan lebih dekat budaya Tionghoa kepada anak-anak, serta mengajarkan mereka tentang pentingnya saling menghormati dan hidup berdampingan dalam keberagaman. Harapan kami, melalui perayaan ini, para siswa tidak hanya bersenang-senang, tetapi juga memahami makna di balik tradisi yang dirayakan dan membawa semangat kebersamaan yang akan terus berkembang dalam kehidupan mereka." (Ratih June)

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment