Pramuka Penggalang Melestarikan Permainan Tradisional

"Aduuhhhh, sakit....!" teriak seorang siswi yang sedang mencoba permainan tradisional Rangku Alu saat kegiatan Pramuka Penggalang pada Jumat, 7 April 2017. Bukannya menangis, siswi tersebut malah tertawa terbahak-bahak bersama teman seregu. Rangku Alu? Apa sih itu? Permainan tradisional seperti apa?

Pramuka Penggalang SD Santo Yosef Gugus Depan 2129-2130 ikut melestarikan permainan tradisional, salah satunya adalah Rangku Alu. Dalam masyarakat Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Rangku Alu dilakukan untuk merayakan hasil panen perkebunan dan pertanian yang biasanya jatuh pada bulan Juni hingga Juli tiap tahunnya.

Permainan tradisional adalah permainan yang dimainkan oleh masyarakat di suatu daerah. Permainan ini biasanya dikembangkan secara turun-temurun. Kebanyakan permainan tradisional ini dilakukan dengan cara kelompok. Kehidupan masyarakat tradisional yang bisa dibilang tidak mengenal dunia luar telah mengarahkan dan menuntun mereka pada kegiatan sosial dan kebersamaan yang tinggi. Permainan tradisional ini selain sebagai hiburan juga merupakan alat komunikasi di dalam masyarakat.

Rangku Alu sendiri merupakan permainan tradisional yang menggunakan bambu sebagai alat permainannya. Rangku Alu tidak hanya sekedar permainan biasa. Selain sebagai sarana hiburan permainan Rangku Alu juga bisa menjadi sarana edukasi dan pembentukan diri. Dalam memainkan permainan ini dapat melatih konsentrasi, ketangkasan, dan kelincahan dalam bertindak.

Dalam permainan Rangku Alu, nilai-nilai ketarakanitaanpun terwujud. Peserta didik diajak untuk mewujudkan keutamaan Community yaitu membangun persaudaraan sejati, menjalin relasi yang seimbang, saling tolong menolong, persahabatan, dll. Selain itu peserta didik diajak untuk memiliki daya juang (conviction) dan ketangguhan menghadapi tantangan baru serta memiliki nilai Creativity yaitu mampu mengeksplorasi, berani untuk mencoba dan menghadapi kegagalan. (June)