Article Detail
Stop Bullying
STOP
BULLYING
Saat ini kasus bully (mengintimidasi)
sudah merajalela di lingkungan masyarakat. Padahal, tidak sedikit dampak
negatif dari perilaku ini, baik bagi kalangan yang mem-bully (pelaku)
maupun yang di-bully (korban).
Bully adalah
perilaku kekerasan fisik ataupun mental yang mana ada satu orang atau lebih
yang melakukan penyerangan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku kekerasan
ini biasa terjadi di lingkungan sekolah dan umumnya menimpa anak-anak dan
remaja yang secara fisik lebih lemah dari teman-teman sebayanya.
Tindakan bully tidak hanya terjadi
ketika pelaku melakukan kekerasan secara fisik kepada korban, seperti memukul,
menampar, atau menendang. Bully juga bisa dilakukan tanpa
melakukan kekerasan fisik, seperti mengejek, memanggil seseorang dengan sebutan
yang hina, atau bisa juga menyebarkan gosip tentang korban atau
mempermalukannya di depan banyak orang.
Di era teknologi seperti sekarang ini, tindakan bully makin
mudah terjadi. Pelaku cukup memakai media sosial untuk menjatuhkan korbannya,
seperti menyebarkan teks, foto, atau video bertema negatif tentang korban.
Kalangan yang mem-bully biasanya memiliki
fisik yang kuat. Kemungkinan dia dibesarkan di keluarga atau lingkungan yang
anggotanya suka melakukan kekerasan.
APA SAJA EFEK NEGATIFNYA?
Kemungkinan kalangan yang di-bully akan
mengalami dampak seperti:
- Gangguan kesehatan mental, seperti depresi, rendah
diri, cemas, sulit tidur nyenyak, ingin menyakiti diri sendiri, atau bahkan
keinginan untuk bunuh diri.
- Menjadi pengguna obat-obatan terlarang.
- Prestasi akademik menurun. Efek ini mungkin bisa
terjadi karena korban takut pergi ke sekolah sehingga berdampak kepada kegiatan
belajarnya.
- Ikut melakukan kekerasan. Kalangan yang di-bully kemungkinan
akan melakukan balas dendam atau mencoba melakukan kekerasan pada dirinya
sendiri.
Sementara efek negatif yang mungkin dialami oleh
kalangan yang mem-bully antara lain:
- Diberhentikan dari sekolah.
- Menjadi pengguna narkoba.
- Terancam dikenai hukuman pidana karena melakukan
kekerasan.
BAGAIMANA CARA MENGHENTIKAN TINDAKAN INI?
Anak yang di-bully kemungkinan takut
mengatakannya kepada orang lain. Dia juga mungkin akan berubah menjadi pendiam.
Oleh karena itu, sebagai orang tua, Anda harus jeli melihat perubahan tingkah
lakunya. Berikut ciri-ciri anak yang menjadi korban bully.
- Yang tadinya semangat, kini dia menolak untuk
bersekolah.
- Prestasi belajarnya menurun.
- Tiba-tiba kehilangan teman atau menghindari ajakan
pertemanan.
- Barang-barang miliknya menghilang atau hancur.
- Mengalami perubahan nafsu makan.
- Mengalami gangguan tidur.
- Kabur dari rumah.
- Terlihat stres saat pulang sekolah atau usai
mengecek ponselnya.
- Mungkin ada luka di tubuhnya.
Jika ciri-ciri tersebut ada pada diri anak Anda, coba
ajak dia bicara dari hati ke hati. Mulailah obrolan dengan cara yang halus agar
anak mau mengutarakan isi hatinya. Ajari dia bagaimana cara menyikapi
orang-orang yang berlaku kasar kepadanya, seperti menghindar ketika bertemu
dengan mereka atau katakan, “Jangan ganggu saya.” Ingat, jangan mengajarinya
untuk balas melawan atau melakukan kekerasan kepada para pelaku. Berikan juga
semangat untuk tetap percaya diri dengan tetap bergaul dengan anak-anak lain
yang baik.
Anda juga bisa turun tangan dengan datang ke sekolah,
lalu melaporkan orang yang melakukan kekerasan pada anak Anda. Dengan begitu,
pihak sekolah bisa menanganinya secara langsung dan melaporkannya kepada orang
tua yang bersangkutan. Para pelaku bully harus
segera ditangani. Orang tua bisa mengajaknya untuk menjalani konseling agar
pola pikir dan tindakannya bisa lebih terarah dengan baik.
Tindakan bully adalah masalah serius
yang harus segera ditangani. Jika terus dibiarkan, perilaku menyimpang ini
bisa merusak anak Anda dan generasi muda.
sumber: alodokter.com
-
there are no comments yet