Article Detail

Kenali 6 Macam Tipe Parenting

 6 Tipe Parenting dalam Mengasuh Anak


 1. Authority parenting


Orang tua dengan tipe parenting otoriter cenderung keras dan kaku. Anak harus patuh terhadap apa yang diinginkan orang tua. Jika tidak terpenuhi, maka harus ada konsekuensi serta hukuman yang ketat untuk anak.

Salah satu implementasi tipe parenting otoriter, adalah pengaturan jadwal makan dan tidur yang sangat kaku. Jika Ibu menetapkan waktu makan jam 12 siang, maka itu akan terjadi pada jam tersebut dan tidak boleh lewat atau kurang sedikitpun!

2. Authoritative parenting

 

Orang tua masih berupaya untuk memberikan kebebasan pada si Kecil, asalkan tetap pada koridor peraturan yang diberikan. Tetap mengontrol, namun tidak mengikat.

Salah satu bentuk implementasi tipe autoritatif ini adalah mengarahkan si Kecil untuk tidak meninggalkan mainan di sembarang tempat dengan alasan kebersihan dan kesehatan. Ibu bisa membebaskan di mana si Kecil akan menyimpan mainan pada tempat yang menurutnya bersih dan aman.


Kelebihan dari tipe parenting ini adalah si Kecil tetap bisa mengeksplorasi dirinya dengan batasan-batasan yang diberikan oleh orang tua. Dengan begitu, Si Kecil berpotensi tumbuh menjadi anak yang kreatif namun disiplin, terbuka, serta bertanggung jawab.

Selain itu, hubungan komunikasi antara orang tua dengan si Kecil pun bisa semakin dekat. Si Kecil juga tumbuh menjadi pribadi yang kooperatif, mandiri, serta berorientasi pada hasil karena sering dilibatkan untuk menyadari sendiri tentang konsekuensinya dalam melakukan sesuatu.

3. Attachment parenting

 

Kedekatan ini dibangun dengan perhatian, kasih sayang, serta komunikasi yang hangat sejak hari pertama bayi dilahirkan. Sentuhan fisik seperti pelukan dan usapan sangat berarti pada tipe parenting ini.

Tipe parenting attachment membuat anak menjadi responsif terhadap kontak fisik. Ia akan terbiasa dengan hal tersebut untuk mendapatkan ketenangan, mengatasi stres, serta mencari kenyamanan dalam kehidupan seterusnya hingga ia dewasa.

Pola parenting ini sangat tepat dilakukan untuk anak usia balita. Perhatian dan kelekatan akan membuatnya menjadi percaya diri dalam melaksanakan tanggung jawab.

4. Permissive parenting

 

Tipe parenting ini identik dengan tipikal orang tua yang enggan mengekang serta menekan anak. Tipe permisif cenderung bersifat serba membolehkan, dengan membiarkan anak menentukan sendiri apa yang menjadi tanggung jawabnya.

Tipe permisif dinilai sangat lemah terhadap peraturan dan sikap disiplin. Orang tua dengan tipe parenting permisif cenderung bertindak sebagai teman daripada panutan.

Contoh kecilnya, adalah saat Ibu tidak mengatur jadwal makan atau tidur untuk si Kecil sejak ia masih bayi. Nah, saat mereka sudah memasuki usia balita atau prasekolah, si Kecil pun akan terbiasa makan atau tidur pada waktu yang tidak ditentukan.


Tipe permisif membentuk kepribadian anak menjadi bebas dan bertanggung jawab akan dirinya sendiri. Selain itu, ia juga akan menjadi pemikir bebas dan tidak takut untuk mengutarakan apa yang ada di pikirannya.

Namun, anak yang dibesarkan dengan tipe parenting permisif cenderung tidak maksimal untuk bisa mengikuti aturan. Ia akan mempertanyakan terlebih dahulu tentang tujuan peraturan tersebut secara logis. Jika ia dapat menerimanya, ia baru bisa mengikutinya.

Jika ingin menerapkan pola asuh tipe permisif, pastikan tetap memberikan kontrol untuk si Kecil semasa tumbuh kembangnya. Bagaimanapun, arahan dari orang tua tetaplah diperlukan.

5. Free-range parenting

 

Hampir sama seperti permisif, namun tipe parenting free-range memiliki pedoman dan anjuran untuk diaplikasikan dalam pengasuhan.

Jika pada permisif, Ibu bebas membiarkan si Kecil menentukan sendiri tanggung jawabnya, pada tipe free-range Ibu membebaskan si Kecil untuk lebih mandiri dengan menganalisa sendiri pedoman yang Ibu berikan.

Intinya, tipe free-range membebaskan si Kecil melakukan apapun yang menurut Ibu mampu, namun tidak serta merta membiarkannya melakukan apapun yang ia inginkan, terutama jika tidak sesuai dengan pedoman.

Konsep parenting ini sangat tepat diaplikasikan saat si Kecil sudah bisa berinteraksi secara sosial. Namun, tak ada salahnya nerapkannya sejak si Kecil masih bayi, lho.

6. Uninvolved parenting

 

Pola asuh tipe uninvolved biasanya identik dengan kondisi orang tua yang tidak memiliki ikatan emosional dengan anak. Hal ini disebabkan karena orang tua tidak terlibat dalam tumbuh kembang anak secara rinci.

Misalnya, saat orang tua tidak menyaring kata-kata yang diucapkan di depan anak. Atau, membebaskan anak diasuh oleh siapapun tanpa melakukan screening terlebih dahulu tentang latar belakang kehidupan dan pola pengasuhannya.

Ketika ia tidak mendapatkan koneksi emosional dari orang tuanya, maka sistem saraf mereka tidak akan berfungsi dengan baik. Anak menjadi tidak responsif, tidak cepat tanggap, bahkan cenderung tidak percaya diri. Hal ini disebabkan karena anak akan merasa tidak ada yang mempedulikannya.


Tipe parenting ini sebaiknya dihindari. Tetap berikan perhatian dan kepedulian untuk anak dengan membiasakannya sedari kecil, karena ini akan berpengaruh pada masa depannya kelak.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment