Article Detail

WAWANCARA DENGAN TUHAN

“ Doa kita tidak terjawab bukan karena Tuhan tidak mendengar dan menjawab doa kita, tetapi kita terlalu cepat berkata “ Amin “ sebelum Tuhan menjawab doa kita.

 

Suatu pagi, seorang wartawan muda datang untuk mewancarai Tuhan.

W         : Selamat pagi Tuhan. Sekiranya Tuhan punya waktu sedikit aku ingin bicara

T          : Oooo... waktu-Ku adalah kekekalan, tidak ada masalah tentang waktu. Apa pertanyaanmu ?

W         : Terima kasih. Apa yang paling mengherankan bagi-Mu tentang kami manusia ?

T          : Ha...ha...ha... Kalian itu mahkluk yang aneh. Pertama, suka mencemaskan masa depan, sampai lupa hari ini. Kedua, kalian hidup seolah-olah tidak bakal mati. Ketiga, kalian cepat bosan sebagai anak-anak dan terburu-buru ingin dewasa. Namun setelah dewasa, rindu lagi jadi anak-anak, suka bertengkar, ngambek, dan ribut karena hal-hal sepele. Keempat, kalian rela kehilangan kesehatan demi mengejar uang, tetapi membayarnya kembali untuk mengembalikan kiesehatan itu. Hal-hal begitulah yang membuat hidup kalian susah.

W         : Lantas, apa nasehat Tuhan agar kami bisa hidup bahagia ?

T          : Sebenarnya semua nasehat sudah pernah diberikan. Inilah satu lagi keanehan kalian. Suka melupakan nasehat-Ku. Baiklah. Kuulangi lagi ya beberapa yang penting.

- Pertama kaian harus sadar bahwa mengejar rejeki adalah sebuah kesalahan. Yang seharusnya kalian lakukan ialah menata diri agar kalian dikucuri rejaki. Jadi jangan mengejar rejaki, tetapi biarlah rejeki yang mengejar kalian.

- Kedua, ingat, siapa yang kalian miliki itu lebih berharga dari pada apa yang kalian punyai. Perbanyaklah teman, kurangi musuh.

- Ketiga, jangan bodoh dengan cemburu dan membandingkan yang dimiliki orang lain. Melainkan bersyukurlah dengan yang sudah kalian terima. Khususnya, kenalilah talenta dan potensi yang kalian miliki lalu kembangkanlah itu sebaik-baiknya, maka kalian akan menjadi manusia unggul. Otomatis Rejeki yang akan mengejar kalian.

- Keempat, ingat orang yang disebut kaya bukanlah ia yang berhasil mengumpulkan yang paling banyak, tetapi adalah ia yang paling “ sedikit “ memerlukan sehingga masih sanggup memberi kepada sesamanya. Yang terpenting ingat janji ini, Aku tidak akan meninggalkanmu.

 

Betapa seringnya kita mengejar berkat Tuhan dan melupakan Tuhan Sang Berkat itu sendiri. Kita melepaskan burung di tangan dan mengejar burung di udara yang sudah terbang terlalu tinggi untuk kita gapai. Kita sering menyia-nyiakan hal yang kita miliki dan tidak pernah bersyukur atasnya. Kita juga selalu menyebut orang kaya sebagai orang yang banyak memiliki dan bukan banyak memberi.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment