Article Detail

SATU JAM GAJI

“ SAAT SEMUA SUMBER DAYA ALAM HABIS TERKURAS, KITA BARU SADAR BAHWA KITA TIDAK BISA MEMAKAN UANG KITA.

Xivier Quentin Pranata

 

Adi, seorang pimpinan sebuah perusahaan di sebuah kota besar tiba di rumahnya pukul 9 malam seperti biasanya. Tidak seperti biasanya anaknya, Ana yang berusia 9 tahun membukakan pintu untuknya. Tampaknya ia sudah menunggu cukup lama.

“Kok, belum tidur? “ sapa Adi sambal menciumnya. Biasanya Ana sudah lelap saat ia pulang dan baru bangun katika ia akan berangkat ke kantor. “ Aku menunggu Papa pulang sebab akum au tanya berapa sih gaji Papa ?

“Ok. Kamu hitung sendiri yah. Setiap hari papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar 400 ribu, tiap bulan rata-rata 22 hari kerja, kadang Sabtu masih lembur. Berapa gaji Papa hayo..?

“kalua 1 hari Papa dibayar 400 ribu untuk 10 jam, berarti 1 jam papa digaji 40 ribu dong,” kata Ana.

“ wah, pintar kamu. Sekarang cuci kaki, lalu tidur,” periny=tah Adi.

Ana kembali bertanya, “Papa, aku boleh pinjam lima ribu ?

“ Sudah, tidak usah macam-macam. Buat apa minta uang malam-malam begini..? Tidurlah “

“Tapi, Papa “ Kesabaran Adipun habis.” Papa bilang tidur ! hardiknya. Anapun lari menuju ke kamarnya dengan sedih.

Usai mandi, Adi menyesali hardikannya. Ia menengok Ana di kamar tidurnya dan mendapati ia sedang terisak sambal memegang uang 15 ribu. Sambal mengelus kepala Ana, Adi berkata,”Maafkan Papa ya. Papa saying sama Ana. Kamu inta uang malam-malam begini untuk apa ?

“Papa, aku tidak mintauang. Aku hanya pinjam. Aku akan kembalikan kalua sudah menabung lagi dai uang jajan seminggu ini.”

“Iya, iya tapi buat apa ? tanya Adi lembut.

“Aku nunggu Papa dari jam 8 mau ajak Papa main ular tangga, 30 menit saja. Mama sering bilang waktu Papa itu amat berharga. Jadi, akum au ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada 15 ribu. Karena Papa 1 jam dibayar 40 ribu, berarti akau harus membayar 20 ribu untuk waktu papa. Tabunganku hanya 15 ribu, kurang 5 ribu, makanya akau mau pinjam dari Papa.” Kata Ana dengan polos.

Adipun terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan haru. Ia baru menyadari bahwa limpahan harta yang ia berikan selama ini ternyata tidak cukup untuk membeli kebahagiaan anaknya.

 

UNTUK DIRENUNGKAN

Dunia sering menilai waktu dengan uang sehingga ungkapan “ Timeis Money” sudah dianggap kebenaran mutlak. Seberapa besar anda meletakkan uang di atas segalanya ? Adakah waktu yang tersisa untuk keluarga ? Seberapa sering kita meninggalkan pasangan dan anak karena kita mengejar uang ?

 

 

UNTUK DILAKUKAN

“ Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya “

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment