Article Detail
PERANGKAP TIKUS
Suatu ketika, ada seekor tikus yang hidup di rumah seorang petani. Ia adalah seekor tikus kecil yang bahagia, sebab ia mendapat cukup banyak makanan. Sungguh bagus punya tikus di rumah, karena itu artinya kita tidak memerlukan penyedot debu. Biar si tikus saja yang memunguti remah-remah kecil dan mungil…tapi kalau kita bisa melatih si tikus untuk mengambil remah di tempat yang benar.
Suatu hari, ketika si tikus mengintip melalui retakan di tembok, ia melihat petani itu tengah membuka sebuah bungkusan. Saat ia melihat benda dalam bungkusan itu, ia ketakutan. Petani itu ternyata membeli sebuah perangkap tikus !
Begitu gegernya tikus itu sampai-sampai ia langsung menemui sahabatnya. Si Ayam, dan berseru, “ Pak Tani membeli perangkap tikus ! ini mengerikan ! ini bencana !
Namun si Ayam malah berkata, “ Bukan masalahku. Tak ada hubungannya dengan urusanku, Tikus pergi sana !â€
Tikus itu tidak mendapat simpati dari Ayam, jadi ia pergi menemui sahabatnya yang lain, Tuan Babi. “Tuan Babi, Tuan Babi Pak Tani beli perangkap tikus. Ini berita mengerikan, aku tidak tahu apa aku bisa tidur nyenyak malam ini ! Aku dalam bahayaâ€
Tuan babi berkata,â€Gak ada urusannya denganku. Urusanmu! Perangkap tikus gak bisa menangkap babi. Kamu lagi sial aja, sana pergi†Tikus itu begitu kecewa dengan Tuan Babi, maka ia menemui sahabatnya yang lain. Nyonya Sapi.
“Nyonya Sapi!Tolonglah aku! Pak Tani sudah beli perangkap tikus! Aku begitu paranoid sekarang! Kamu tahu kan tikus biasanya lari kesana kemari dan tidak tahu lari menginjak apa. Aku bisa menginjak perangkap itu dan aku akan terbunuh…â€
Nyonya Sapi berkata.â€wah…wah..itu pasti karma dari kehidupan lampaumu…Tapi sayangnya, tidak ada hubungannya denganku “ Tikus itu tidak mendapat simpati dari satupun sahabatnya. Dengan muram, ia pulang ke liangnya. Malam itu, seekor ular menyusup kerumah petani itu dan ekornya terkena perangkap tikus.
Ketika istri petani datang untuk memeriksa apakah perangkap itu sudah menangkap tikus, ular itu mematuk istri petani itu. Akibatnya istri petani itu menderita sakit berat. Karena beratnya sakit sang istri, petani itu berpikir.â€Apa yang bagus untuk orang sakit ? Aaahh…sup ayam !
Maka petani itu mengambil ayam,dan memotongnya serta merebusnya menjadi sup untuk istrinya. Si Ayam kehilangan nyawanya.
Istri petani tak kunjung sembuh, Sanak saudara berdatangan untuk memastikan apakah istri petani itu baik-baik saja. Karena banyak tamu yang berkunjung, petani itu harus menyediakan makanan buat mereka, Jadi ia menangkap si babi dan memotongnya lalu menyajikan masakan babi untuk tamu-tamu itu. Si Babi pun kehilangan nyawanya.
Sekalipun telah melakukan segala upaya untuk kesembuhan istri petani itu, akhirnya istri petani itu meninggal dunia. Karena mahalnya upacara pemakaman, petani itu memotong Sapi dan menjual dagingnya untuk membayar biaya upacara pemakaman. Jadi pada akhirnya, si Ayam mati, si babi kehilangan nyawa dan si Sapi dijagal….semua ini karena perangkap tikus.
Jadi itu bukan hanya masalah tikus, tapi masalah semuanya.
Kita sering berpikir,†Ini tidak akan mempengaruhuiku, tak ada urusannya denganku. Ini masalah orang lain,†Tapi kisah ini memberitahu kita.†Ini jadi masalahku juga.â€
Itulah sebabnya mengapa kita sebagai karyawan Tarakanita harus saling tolong menolong satu sama lain, walau kita tidak tahu bagaimana hal itu berakibat pada diri kita. Jika ada masalah dalam pekerjaan mohon jangan pernah berpikir bahwa ini adalah pekerjaanmu! Bukan pekerjaanku! Ini bagianmu! Bukan bagianku! Pikirkan itu sebagai masalah kita, sebab kita semua berada di dalammya bersama-sama dan bagian yang indah dalam proses ini adalah berbagi dengan orang lain. Di dalam sebuah perahu†Yayasan Tarakanita†semua harus berpikir bagaimana caranya agar sekolah kita masing-masing tetap berdiri dengan siswa yang cukup. Ini bukan bagian Humas saja, namun kita semua adalah pelaku dari humas tersebut.
Kita akan menyelesaikan ini bersama-sama. Jika kita berhasil dan mencapai akhir yang baik, luar biasa. Kita semua merasa bangga…merasa punya andil dalam keberhasilan itu. Tapi jika tidak berhasil, hal yang paling penting adalah kita sudah bekerja bersama-sama.
Jika kita belajar untuk saling bekerja sama, kita akan memiliki kehidupan spiritual yang menakjubkan, lalu kita pun makin dekat dengan realitas bahwa kita semua ada dalam perahu ini bersama-sama.
(heru,29/1/13 ; sumber : Si Cacing dan kotoran Kesayangannya (3), Ajahn Brahm )
-
there are no comments yet