Article Detail

MENJADI PEMIMPIN YANG BIJAKSANA

Seorang boss menimbulkan ketakutan; tetapi seorang pemimpin memancarkan kasih. Seorang boss mengatakan AKU; tetapi seorang pemimpin mengatakan KITA. Seorang boss menunjuk siapa yang bersalah; tetapi seorang pemimpin menunjuk apa yang salah. Seorang boss tahu bagaimana sesuatu dikerjakan; tetapi seorang pemimpin tahu bagaimana mengerjakannya. Seorang boss menuntut rasa hormat; tetapi seorang pemimpin membangkitkan rasa hormat. Seorang boss mengatakan PERGI!!!; tetapi seorang pemimpin berkata MARI KITA PERGI!!!

Maka jadilah anda seorang PEMIMPIN dan bukan seorang BOSSS !

Bila anda menjadi seorang pemimpin atau anda mendapat amanah menjadi seorang pemimpin, maka anda harus mampu mawas diri. Tidak sombong, dan memiliki kerendahan hati. Harus berani dikritik, dan siap menerima kecaman dari bawahan. Tetapi yakinlah bila anda mampu memberikan keteladanan atau contoh yang baik kepada orang-orang yang anda pimpin, maka mereka pun akan sungkan dengan anda. Merekapun akan malu bila tak seide dengan pemimpinnya. Sebab keteladanan adalah cara jitu dalam memimpin.

Sekarang ini, banyak pemimpin yang mau benarnya sendiri, mau menangnya sendiri (mentang-mentang jadi pimpinan) tak peduli dengan omongan orang bawahan. Padahal, seorang pemimpin itu harus lebih banyak mendengar, dan melayani dengan sepenuh hati orang-orang yang dipimpinnya. Bukan justru minta dilayani, sok perintah  dan banyak ngomongnya.

Bila kita mampu memberikan contoh yang baik, dan satu kata antara perkataan dan perbuatan, maka orang yang dipimpin oleh anda akan takluk dan tunduk dengan kepemimpinan anda. Tetapi bila anda tak banyak memberikan contoh, selalu menyalahkan bawahan anda, maka apapun yang anda katakan akan disepelekan. Orang surabaya bilang, “Gak Ngamper”. Artinya, omongan pemimpin sudah tidak di dengar lagi oleh orang yang dipimpinnya. Kalau sudah begitu, seorang pemimpin harus instrospeksi diri. Bacalah doa tobat memohon ampun kepada Allah.

Keteladanan seorang pemimpin saat ini mungkin menjadi barang langka di negeri ini. Menjadi pemimpin di negeri ini bukan untuk melayani, tetapi justru minta dilayani. Keteladanan seorang pemimpin sebenarnya ada dalam diri kita.

Keteladanan adalah kunci pendidikan sepanjang masa. Siapa yang mampu memberikan contoh yang baik, maka dia akan menjadi seorang pemimpin yang sejati. Tak perlu banyak omong cukup keteladanan saja.

Menjadi seorang pemimpin selain memberikan contoh dan teladan yang baik, Dia juga sudah harus siap untuk mendapatkan masukan dan saran dari bawahan ke arah perbaikan kinerjanya. Bila ada bawahan yang mengkritiknya, justru dia bersyukur. Bukan justru mencari-cari kesalahan orang yang mengkritiknya.

 Keteladanan seorang pemimpin akan terlihat ketika dia marah. Pada saat itulah sebenarnya musuh utamanya. Seorang pemimpin yang tak mampu menahan marah, maka sesungguhnya dia bukanlah seorang pemimpin.

Solusinya adalah mari menjadi seorang pemimpin yang mampu memberikan keteladanan, dan itu dimulai dari diri kita sendiri. Tak perlu sibuk mencari kesalahan orang lain, karena sesungguhnya kita yang masih banyak kekurangannya dalam memimpin. Terutama memimpin diri kita sendiri.

 

 

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment