Article Detail
MENGEJAR KEBAHAGIAAN
“ Kita tidak perlu mengejar kebahagiaan seperti seekor anak kucing mengejar ekornya sendiri karena justru ketika kita berdiam diri dan mensyukuri yang kita miliki, kebahagiaan sejati sudah kita punyai.”
Seorang petani dan istrinya bergandengan tangan menyusuri jalan sepulang dari sawah di bawah guyuran air hujan. Saat itu, lewatlah sebuah motor di depan mereka. Petani itu berkata kepada istrinya, “ Lihatlah bu, betapa bahagianya suami istri yang naik motor itu. Meskipun kehujanan, tetapi mereka bisa cepat sampai ke rumah.” Tidak seperti kita yang harus lelah berjalan untuk sampai ke rumah.
Sementara itu, pengendara sepeda motor dan istrinya yang sedang berboncengan di bawah derasnya air hujan melihat sebuah mobil pickup lewat didepan mereka. Pengendara motor itu berkata kepada istrinya.”Lihat, bu, betapa bahagianya orang yang naik mobil itu, mereka tidak perlu kehujanan seperti kita.”
Dalam mobil pickup yang dikendarai sepasang suami istri, terjadi perbincangan ketika sebuah mobil sedan mewah lewat di depan mereka.” Lihatlah, bu, betapa bahagiannya orang yang naik mobil bagus itu. Mobil itu pasti nyaman dikendarai, tidak seperti mobil kita yang sering mogok. Pengendara mobil itu seorang yang kaya, dan ketika melihat sepasang suami istri yang berjalan bergandengan tangan di bawah guyuran hujan, ia berkata dalam hatinya.” Betapa bahagiannya suami istri itu. Mereka dengan mesranya berjalan bergandengan tangan sambil menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini, sementara aku dan istriku tidak pernah punya waktu untuk berdua karena kesibukan kami masing-masing.
Kebahagiaan sejati tidak bisa kita peroleh di tempat lain karena sebenarnya kebahagiaan sejati ada dalam hati kita yang penuh ucapan syukur. Sejak kapan kita merasa diri kurang/tidak bahagia? Cobalah bersyukur, kebahagiaan akan mengejar kita.
-
there are no comments yet