Article Detail

KETIKA KITA HARUS MEMILIH

“ Bagi seseorang yang suka pilih-pilih, ada saatnya ia akan dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit sehingga kalau bisa, ia memilih untuk tidak memilih. “

 

Seorang pimpinan sebuah instansi, saat mengadakan meeting melakukan suatu permainan kecil untuk beberapa karyawannya yang sudah berumah tangga. Mari kita buat satu permainan, mohon satu orang membantu saya sebentar. Kemudian, salah satu karyawan berjalan menuju ke depan.

 

“ Silahkan tulis 10 nama yang paling dekat dengan anda “

Dalam sekejap, semuanya sudah dituliskan semua oleh karyawan tersebut. Ada nama tetangga, orang tua, pasangan hidup, anak, teman kerja, dll.

Setelah beberapa saat si pimpinan tersebut membaca sederetan nama, sambil tersenyum dia berkata kepada karyawan tadi :

 

“ sekarang, silahkan coret dua nama yang menurut anda tidak penting.”

 

Lalu karyawan tersebut mencoret nama tetangganya.

 

“Silahkan coret dua lagi. “ kata pimpinan itu

 

Karyawan itu lalu mencoret dua nama teman kerja sekantornya.

 

“ Silahkan coret satu lagi “ kata pimpinan itu.

 

Karyawan itu mencoret lagi satu nama dari papan tulis dan seterusnya sampai tersisa tiga nama yaitu orang tuanya, istri dan anaknya. Suasana dalam ruangan meeting itu terasa hening. Mereka mengira semua sudah selesai dan tidak ada lagi yang harus di pilih. Tiba – tiba, pimpinan tersebut berkata “ Silahkan coret satu lagi. “

 

Karyawan tersebut dengan perlahan harus mengambil pilihan yang amat sulit, lalu ia mencoret nama orang tuanya secara perlahan.

Terdengar suara pimpinan itu lagi “ Silahkan coret 1 lagi “

 

Karyawan tersebut semakin bingung karena sisa dua nama yaitu nama istrinya dan nama anaknya.kemudia ia mengambil spidol dan lambat laun ia mencoret nama anaknya. Dalam sekejap, karyawan tersebut menangis.

Setelah suasana tenang, pimpinan tersebut bertanya kepada karyawan itu. “ Orang terkasihmu bukan orang tua dan anakmu ? Orangtua yang membesarkan anda, Anak anda adalah darah daging anda, sedang istri itu bisa dicari lagi. Namun mengapa anda berbalik memilih istri anda sebagai orang yang paling sulit untuk dipisahkan. ?

 Semua orang dalam ruangan meeting itu terpana dan menunggu jawaban dari karyawan tersebut.

 

Lalu, karyawan tersebut dengan perlahan dan dengan suara yang terputus-putus berkata “ Sesuai waktu yang berlalu, orangtua akan pergi dan meninggalkan saya, sedang anak, setelah dewasa ia akan menikah dan pasti juga akan meninggalkan saya, sedangkan yang benar-benar bisa menemani sampai akhir hidup saya hanyalah istri saya.”

 

 

 

“ Jika kita berada di posisi karyawan dalam cerita di atas, satu nama siapa yang anda sisakan di sana ?

“ Mengapa anda memilihnya sebagai orang yang paling sulit anda coret dalam hidup anda ?”

“ Pelajaran apa yang bisa anda petik dari pencoretan nama diatas ? Hubungan atau Prioritas. “

 

 

“ Bagiamanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku : Kasihilah istrimu seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati suaminya

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment